Ada konsep strategi bisnis yang kita
pelajari dalam seni adu ayam . Karena berbisnis itu sendiri adalah seperti adu
ayam , yaitu mengadu strategis customer untuk membeli produk kita.
Pasar Sasaran: Adu ayam di kalangan
atau Komunitas Hobies ?
Filosofi pertama adalah, kita harus menentukan, mau adu dimana ? Apakah di kalangan atau di Komunitas hobies ? Kalau maunya di kalangan , ya harusnya sudah disadari bahwa paling dapatnya $$$$ .pacu jantung,mata liar ,dan resiko besar sama yg berkopenten . Tidak mungkin dikalangan dapat memikmati dengan santai, pacu jantung normal.mata focus ke seni tarung … Kalau mau yang demikian , ya harus ke gabung dengan komunitas hobies . Begitu pula dengan berbisnis, kita harus menentukan pasar yang menjadi sasaran kita, apakah pasar kelas bawah, menengah, atau papan atas. Oh ya, baik di kalangan maupun di komunitas hobies , kita harus yakin di mana kira-kira bisa menbuat diri kita ada kelebihannya
Filosofi pertama adalah, kita harus menentukan, mau adu dimana ? Apakah di kalangan atau di Komunitas hobies ? Kalau maunya di kalangan , ya harusnya sudah disadari bahwa paling dapatnya $$$$ .pacu jantung,mata liar ,dan resiko besar sama yg berkopenten . Tidak mungkin dikalangan dapat memikmati dengan santai, pacu jantung normal.mata focus ke seni tarung … Kalau mau yang demikian , ya harus ke gabung dengan komunitas hobies . Begitu pula dengan berbisnis, kita harus menentukan pasar yang menjadi sasaran kita, apakah pasar kelas bawah, menengah, atau papan atas. Oh ya, baik di kalangan maupun di komunitas hobies , kita harus yakin di mana kira-kira bisa menbuat diri kita ada kelebihannya
Teknologi : Ayam Bagus cerdik atau Sederhana?
Kalau mau adu kekalangan cari $$$$ ., ya ayamnya sederhana tapi pintar cari peluang dan sekali pukul jadi dan harus dipastikan jadi . Kalau tidak begitu, mana bisa mendapatkan $$$$$$. Kalau Kekalangan cari $$$$$ besar dengan ayam Bagus dan cerdik , bisa-bisa dapat $$$$$ kecil atau kalah cepat dengan tetangga . Tetapi jika memang mau kekomunitas hobies , tentu saja Pakai ayam Bagus dan cerdik supaya bisa memikmati senitarung dan point yg dikumpulkan. Intinya, harus selaras (align) antara teknologi yang dipergunakan dengan pasar sasaran yang dituju. Begitu juga dalam berbisnis, untuk segmen pasar tertentu penggunaan infrastruktur teknologi informasi dan internet menjadi suatu keharusan, tetapi mungkin di segmen pasar yang lain, hal seperti itu tidak perlu.
Kalau mau adu kekalangan cari $$$$ ., ya ayamnya sederhana tapi pintar cari peluang dan sekali pukul jadi dan harus dipastikan jadi . Kalau tidak begitu, mana bisa mendapatkan $$$$$$. Kalau Kekalangan cari $$$$$ besar dengan ayam Bagus dan cerdik , bisa-bisa dapat $$$$$ kecil atau kalah cepat dengan tetangga . Tetapi jika memang mau kekomunitas hobies , tentu saja Pakai ayam Bagus dan cerdik supaya bisa memikmati senitarung dan point yg dikumpulkan. Intinya, harus selaras (align) antara teknologi yang dipergunakan dengan pasar sasaran yang dituju. Begitu juga dalam berbisnis, untuk segmen pasar tertentu penggunaan infrastruktur teknologi informasi dan internet menjadi suatu keharusan, tetapi mungkin di segmen pasar yang lain, hal seperti itu tidak perlu.
Kompetensi : Skill Kelas Hobies
atau kalangan ?
Ke komunitas Hobies butuh skill tersendiri. Tentu saja skill yang dibutuhkan untuk Hobies berbeda dengan di Kalangan , apalagi Kalangan dalam. Pemahaman tentang Jual beli dari setiap nilai pukulan dimamfaatkan , teknik tersendiri dan standart pernilaian serta pengalaman , teknik Kapan kita harus jual dan kapan kita harus beli , sampai teknik menilai akan draw atau kalah Kalau saya sendiri untuk urusan adu ayam , skill-nya masih kelas abal-abal , jadi mesti berguru sama yang sudah jago. Begitu juga dengan berbisnis, kita harus menyesuaikan kompetensi kita dengan pasar sasaran. Setiap segmen pasar membutuhkan kompetensi (knowledge, skill, dan attitude) yang berbeda.
Ke komunitas Hobies butuh skill tersendiri. Tentu saja skill yang dibutuhkan untuk Hobies berbeda dengan di Kalangan , apalagi Kalangan dalam. Pemahaman tentang Jual beli dari setiap nilai pukulan dimamfaatkan , teknik tersendiri dan standart pernilaian serta pengalaman , teknik Kapan kita harus jual dan kapan kita harus beli , sampai teknik menilai akan draw atau kalah Kalau saya sendiri untuk urusan adu ayam , skill-nya masih kelas abal-abal , jadi mesti berguru sama yang sudah jago. Begitu juga dengan berbisnis, kita harus menyesuaikan kompetensi kita dengan pasar sasaran. Setiap segmen pasar membutuhkan kompetensi (knowledge, skill, dan attitude) yang berbeda.
Iklan/ Promosi: Jual atau beli
Kalau memang adu di kalangan , ya jangan diam saja. Ayamnya yg lagi adu juga bisa menggerutu seperti terhina ( wkazzzzzzzz ) Kalau mau adu kekalangan harus beriklan.buka pasar dan lakukan setiap nilai pukulan dengan jual beli , Tapi kalau di komunitas hobies hanya santai dan banyak yg hahahhaha hikzhikz wkazzzzz … Begitu juga di dunia bisnis, k ita harus berani mengeluarkan biaya untuk iklan atau promosi. Kalau mau dapat customer premium, ya promosinya juga mesti premium. Kalau memang targetnya customer kelas bawah, ya promosi seadanya mungkin cukup (bahkan tidak jarang, mesti menngeluarkan uang banyak juga untuk segmen bawah ini).
Kalau memang adu di kalangan , ya jangan diam saja. Ayamnya yg lagi adu juga bisa menggerutu seperti terhina ( wkazzzzzzzz ) Kalau mau adu kekalangan harus beriklan.buka pasar dan lakukan setiap nilai pukulan dengan jual beli , Tapi kalau di komunitas hobies hanya santai dan banyak yg hahahhaha hikzhikz wkazzzzz … Begitu juga di dunia bisnis, k ita harus berani mengeluarkan biaya untuk iklan atau promosi. Kalau mau dapat customer premium, ya promosinya juga mesti premium. Kalau memang targetnya customer kelas bawah, ya promosi seadanya mungkin cukup (bahkan tidak jarang, mesti menngeluarkan uang banyak juga untuk segmen bawah ini).
Manajemen Risiko : Berani ke
kalangan atau Hanya Komunitas Hobies ?
Kalau takut kena terjaring di kalangan (apalagi kena Pasal 303 ), takut jantungan , ya sudah, kumpul dengan komunitas Hobie saja. Untuk mendapatkan $$$$$$$, ya harus berani menanggung risiko. Kalau nggak mau, ya mari kita Gabung ke komunitas Hobies , tapi dapatnya hanya Serifikat piala. Dan kepuasan Hati . Makanya, kita mesti mengkalkulasikan risiko untuk Adu di kalangan , mempertimbangkan jantung, Aparat dan sebagainya. Kalau sekedar di Komunitas sih, tidak perlu manajemen risiko yang canggih-canggih amat. Begitu juga di bisnis, karena kita masuk ke segmen pasar yang premium, investasinya mesti banyak, maka harus mampu memanajemeni risiko dengan baik. Kalau hanya bisnis kecil-kecilan, ya mungkin tidak terlalu ribet manajemen risikonya.
Kalau takut kena terjaring di kalangan (apalagi kena Pasal 303 ), takut jantungan , ya sudah, kumpul dengan komunitas Hobie saja. Untuk mendapatkan $$$$$$$, ya harus berani menanggung risiko. Kalau nggak mau, ya mari kita Gabung ke komunitas Hobies , tapi dapatnya hanya Serifikat piala. Dan kepuasan Hati . Makanya, kita mesti mengkalkulasikan risiko untuk Adu di kalangan , mempertimbangkan jantung, Aparat dan sebagainya. Kalau sekedar di Komunitas sih, tidak perlu manajemen risiko yang canggih-canggih amat. Begitu juga di bisnis, karena kita masuk ke segmen pasar yang premium, investasinya mesti banyak, maka harus mampu memanajemeni risiko dengan baik. Kalau hanya bisnis kecil-kecilan, ya mungkin tidak terlalu ribet manajemen risikonya.
Sikap : Sabar dan Terus Mencoba
Kalau Hoby Adu ayam , ya mesti sabar, kalau belum cukup kondisi dan stamina , ya coba lagi. Adakalanya Kondisi bagus Stamina Letoy dan sebaliknya , tapi ayam kesayangan kita tidak mecapai titik puncak stamina dan kondisi , ya sudah, coba lagi. Sabar dan terus mencoba. Ini berlaku baik di kelas kalangan atau komunitas hobies . Begitu juga dalam berbisnis, kalau kita sudah memperhitungkan pasar sasaran, teknologi sudah pas, kompetensi juga oke, manajemen risiko sudah oke, nah tinggal diuji kesabaran dan terus mencoba, sambil menyerahkan segala keputusan sama yang Yang Maha Kuasa … that’s what we should do …
Kalau Hoby Adu ayam , ya mesti sabar, kalau belum cukup kondisi dan stamina , ya coba lagi. Adakalanya Kondisi bagus Stamina Letoy dan sebaliknya , tapi ayam kesayangan kita tidak mecapai titik puncak stamina dan kondisi , ya sudah, coba lagi. Sabar dan terus mencoba. Ini berlaku baik di kelas kalangan atau komunitas hobies . Begitu juga dalam berbisnis, kalau kita sudah memperhitungkan pasar sasaran, teknologi sudah pas, kompetensi juga oke, manajemen risiko sudah oke, nah tinggal diuji kesabaran dan terus mencoba, sambil menyerahkan segala keputusan sama yang Yang Maha Kuasa … that’s what we should do …
(berbagai sumber)